-Bimbala Das, nama wanita tersebut, mengenakan kain sari sutera pada upacara yg dilakukan Rabu (7.12/1011) di desa Atala dekat Orissa, ibu kota Bhubaneswar. Pendeta yg memimpin upacara melantunkan mantra-mantra untuk menyatukan ikatan pengantin tersebut.**
-Sayangnya sang ular enggan muncul di sarang semut, tempat si ular tinggal. Sebagai gantinya, sebuah patung ular dari kuningan dipakai untuk mewakili “mempelai lelaki” yg malu-malu itu.**
-“Meskipun ular tak boleh bicara, tapi kami memiliki cara sendiri untuk berkomunikasi,” kata Das, yg berusia 30 tahun. “Setiap masa saya meletakkan susu di dekat sarang semut tempat ia tinggal, ia pasti muncul dan meminumnya. Saya sering mengunjunginya setiap kali saya lalu daerah situ dan ia sama sekali tidak pernah menyakiti saya,” tutur Das.**
-Para penduduk desa menyambut gembira pernikahan tersebut, kerna mereka percaya pernikahan ini akan membawa kemakmuran. Mereka menyemarakkan pesta pernikahan tersebut dgn nyanyian. Ular tedung adalah haiwan yg dimuliakan dalam simbol agama India.
-“Saya bahagia,” kata puan Das, Dyuti Bhoi, yang memiliki 2 anak perempuan lain dan 2 anak laki-laki yang belum menikah. “Bimbala Das sebelumnya menderita penyakit dan kami tidak memiliki wang untuk berobat. Lalu ia mulai memberikan susu kepada ular dan penyakitnya sembuh. Hal itulah yang membuatnya jatuh cinta,” kata Bhoi.
-Setelah pernikahan, Das pindah ke pondok yang baru dibangun di dekat sarang semut. Di awal tahun ini, seorang gadis pedalaman menikahi anjing di daerah pedalaman dekat Bhubaneswar.
Sumber: sekamarrindu2009
loading...
0 comments:
Post a Comment